PENILAIAN BAIK DAN BURUK
Baik dan buruk
merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan
yang dilakukan seseorang,misalnya mengatakan orang itu baika atau
buruk.Masalahnya apakah yang disebut baik dan buruk dan apa ukuran atau
indikator yang dapat digunakan untuk menilai perbuatan itu buruk atau baik.
CARA
PENILAIAN BAIK DAN BURUK
Paham
menurut ajaran agama
Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan
yang sesuai dengan kehendak Tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan
yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.Dalam paham ini keyakinan teologis
yakni keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting karena tidak
mungkin orang mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan jika yang bersangkutan
tidak beriman kepada-Nya.menurut Poedjawijatna aliran ini dianggap yang paling
baik adalah dalam praktek,namun terdapat pula keberatan terhadap aliran ini
yaitu karena ketidak umuman dari ukuran baik danburuk yang digunakannya.
Diketahui bahwa di dunia terdapat bermacam-macam
agama,dan masing-masing agama menentukan baik buruk menurut ukurannya
masing-masing.Agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen ,dan Islam.masing-masing
agama memiliki pandangan dan tolak ukur tentang baik dan buruk yang satu
dan lainnya berbeda.Poedjawijatna mengatakan bahwa pedoman itu tidak
sama,malhan di sana-sini tampak bertentangan misalnya tentang pologami ,talak,
dan rujuk, aturan makan dan minum,hubungan suami-istri dan sebagainya.
Baik buruk menurut aliran adat
istiadat (sosialisme)
Menurut aliran ini baik buruk
ditentukan berdasarkan adapt istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh
masyarakat. Orang yang mengikuti adapt dipandang baik dan yang menentang
dianggap buruk, dan perlu dihukum secara adat.
Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat dan menganggap baik jika, mendidik anak-anaknya secara adat istiadat, menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada kesucian sehingga apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya .
Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik. Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme
Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat dan menganggap baik jika, mendidik anak-anaknya secara adat istiadat, menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada kesucian sehingga apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya .
Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik. Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme
Faham
Kebahagiaan (Hedonisme)
“Tingkah laku
atau perbuatan yang melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan”. Ada tiga
sudut pandang dari faham ini yaitu (1) hedonisme individualistik/egostik
hedonism yang menilai bahwa jika suatu keputusan baik bagi pribadinya maka
disebut baik, sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah yang buruk;
(2) hedonisme rasional/rationalistic hedonism yang berpendapat bahwa kebahagian
atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan pertimbangan akal sehat; dan
(3) universalistic hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi tolok ukur
apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat
perbuatan itu melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk.
Bisikan Hati (Intuisi)
Bisikan hati
adalah “kekuatan batin yang dapat mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan itu
baik atau buruk tanpa terlebih dahulu melihat akibat yang ditimbulkan perbuatan
itu”. Faham ini merupakan bantahan terhadap faham hedonisme. Tujuan utama dari aliran ini
adalah keutamaan, keunggulan, keistimewaan yang dapat juga diartikan sebagai
“kebaikan budi pekerti”
Evolusi
Paham ini
berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini selalu (secara
berangsur-angsur) mengalami perubahan yaitu berkembang menuju kea rah
kesempurnaan. Dengan mengadopsi teori Darwin (ingat konsep selection of nature,
struggle for life, dan survival for the fittest) Alexander mengungkapkan bahwa
nilai moral harus selalu berkompetisi dengan nilai yang lainnya, bahkan dengan
segala yang ada di ala mini, dan nilai moral yang bertahanlah (tetap) yang
dikatakan dengan baik, dan nilai-nilai yang tidak bertahan (kalah dengan
perjuangan antar nilai) dipandang sebagai buruk.
Penilaiaan
menurut ajaran utilitarisme
Menurut
novan baik buruk dalam utilitarisme ditentukan berdasarkan utility atau daya
guna. Pandangan ini terlalu ekstrem diinterpretasikan dalam masa sekarang dan
berkembang menjadai pandagan materialistic.
Menurut
kumpulan tugas makalah ekonomi aliran ini memberikan suatu norma bahwa baik
buruknya suatu tindakan oleh akibat perbuatan itu sendiri. Tingkah laku yang
baik adalah yang menghasilkan akibat-akibat baik sebanyak mungkin dibandingkan
dengan akibat-akibat terburuknya. Setiap tindakan manusia harus selalu
dipikirkan, apa akibat dari tindakannya tersebut bagi dirinya maupun orang lain
dan masyarakat. Utilitarisme mempunyai tanggung jawab kepada orang yang
melakukan suatu tindakan, apakah tindakan tersebut baik atau buruk
Menurut Aliran
Marxisme
Berdasarkan
“Dialectical Materialsme” yaitu segala sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan
material dan keadaan material pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu.
Aliran ini memegang motto “segala sesuatu jalan dapatlah dibenarkan asalkan
saja jalan dapat ditempuh untuk mencapai sesuatu tujuan”. Jadi apapun dapat
dipandang baik asalkan dapat menyampaikan/menghantar kepada tujuan
Paham Eudaemonisme
Prinsip pokok
faham ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri dan kebahagiaan bagi orang lain.
Menurut Aristoteles, untuk mencapai eudaemonia ini diperlukan 4 hal yaitu (1)
kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan dan kekuasaan, (2) kemauaan, (3)
perbuatan baik, dan (4) pengetahuan batiniah.
Aliran Pragmatisme
Aliran ini
menititkberatkan pada hal-hal yang berguna dari diri sendiri baik yang bersifat
moral maupun material. Yang menjadi titik beratnya adalah pengalaman, oleh
karena itu penganut faham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab kebenaran
bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam dunia empiris.
Penilaiaan
menurut ajaran komunisme
Sumber yang diperoleh dari erabaru komunis mempropagandakan
bahwa manusia pasti akan menang melawan langit. Komunis mengekang sifat hakiki
manusia yang baik dan jujur, sebaliknya mereka menghasut, membiarkan dan
memanfaatkan sifat jahat manusia untuk memperkuat kekuasaannya. Komunis secara
sistematik telah merusak hampir semua pengertian umum tentang moral yang ada di
alam semesta ini. Sedangkan data yang ada pada kaum kapitalis memandang
kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk menciptakan keserasian
antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu adalah suatu kekuatan
pendorong bagi produksi karena ia benar-benar menjadi hak manusia yang
menggambarkan kehormatan kemanusiaan.
sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar